Fajar atau senja ?
Saat itu .. keramaian dalam ruangan.
Menghantarkan rasa pada satu titik sasaran.
Sasaran mata yang tiba - tiba menghadirkan kagum.
Dalam kerumunan orang pada sosok asing.
Tiba - tiba saja mengetuk pintu kecil ini.
Menempatkan kenyamanan di inti hati.
Setelah ku bukakan pintu.
Dan menatapnya ..
Dia bagai matahari terbit ketika fajar.
Membangkitkan yang rebah menjadi semangat.
Dia itu kamu ..
Kamu yang pendiam dan meradam.
Iya kamu si telapak tangan lembut yang selembut tutur katamu memanggil mengucap namaku.
Dan kamu yang sehangat pelukan erat dalam menenangkan jiwa yang tengah rapuh.
Juga kamu yang menggenggam mesra memegang wajah dan jari - jari tangan ini saat kebingungan harus kemana.
Kamu alasannya ..
Kamu misteri ..
Dan kamu teka - tekinya.
Semacam teman, namun terlalu dekat.
Semacam saling rindu, namun kita ini siapa ?
Tetapi, bersama mu, aku tidak takut lagi menjadi pemimpi.
Karena hanya bersama kamu ..
Segalanya terasa dekat.
Segala sesuatunya ada.
Segala sesuatunya benar.
Dan bumi, hanyalah sebutir debu di bawah telapak kaki kita.
Lalu bumi memiliki fajar dan senja.
Keduanya sama - sama indah.
Namun berbeda makna.
Kamu yang mana ??
Matahari terbit atau terbenam ?
Duh.. jangan jadi senja yang tenggelam dan menghilang ya ..
Aku tak ingin kamu lekang.
Tetapi tetaplah jadi fajar yang terbit.
Dengan sinar kehidupan yang membangkit.
Ingin ku menjadi langitmu untuk mendampingi.
Ingin pula ku menjadi rumah tempatmu berpulang.
Namun, aku yang tak mampu banyak ini bisa apa ?
Bahkan aku yang bukan apa - apa ini bisa apa ?
Selain mungkin memasrahkannya dalam doa.
Biar semesta yang berbicara.
Comments
Post a Comment